Menjadi Pasien

Untuk kalian para calon/yang sudah jadi tenaga kesehatan, pernah nggak sih ngebayangin waktu lagi ngerawat pasien malah kita yang sakit. Jujur saja aku belum pernah dan nggak kepikiran bakalan terjadi hal tersebut. Tapi nyatanya, siang tadi justru aku yang mengalaminya. Aku benar-benar tidak menyangka akan mengalami kondisi drop ketika ketemu dengan pasien saat kegiatan field study di RSUP dr. Sardjito.
Semua bermula ketika jam 9 pagi tadi ketika aku dan teman-teman 1 kelompokku melakukan kegiatan field study ke RSUP dr. Sardjito. Kegiatan ini sebenarnya dijadwalkan 2 minggu yang lalu. Tetapi diresched menjadi setelah Ujian Akhir Blok 2.1. Berhubung kemarin UAB sudah terlaksana, sekaranglah saatnya melakukan field study.
Di blok 2.1 ini temanya adalah Physical Regulation dimana kita sudah mulai belajar berbagai macam penyakit yang menyerang sistem termoregulasi, endokrin, immun dan neurovascular. Nah salah satu kegiatannya adalah field study ini. Kelompokku mendapat kesempatan untuk mengunjungi pasien dengan penyakit sistem endokrin di bangsal Dahlia 1. Jadi kami mengunjungi dan melakukan pengkajian pasien yang mengalami gangguan liver(hati). Nah pengkajiannya itu berupa wawancara. Yaaa kami tanya-tanya sekaligus mengamati pasiennya. Kasus yang aku temui tadi pasien dengan pembesaran perut akibat terakumulasinya cairan di rongga perut (asites) karena penyakit sirosis hati.
Setelah sekitar 20 menit asyik-asyiknya melakukan pengkajian, dosen pembimbing kami ikutan masuk dan juga ikutan mengkaji. 5 menit kemudian aku merasa ada yang aneh dengan tubuhku. Mataku berkunang-kunang, badanku terasa dingin dan napasku sedikit sesak. Aku mencoba ijin untuk meninggalkan ruang bangsal dan mencoba duduk. Sebenarnya aku pernah mengalami kondisi ini ketika dulu sedang upacara. Dan biasanya ketika digunakan untuk duduk, kondisiku akan membaik dengan sendirinya. Tapi kali ini tidak. Semakin aku duduk semakin aku ingin ambruk. Akhirnya aku putuskan untuk masuk ke dalam ruang bangsal dan segera bilang ke dosen pembimbingku yang juga seorang perawat,
"Bu, saya merasa kepala saya berkunang-kunang..."
Seketika itu juga dosenku segera pamit ke pasien dan membawaku ke ruang kepala bangsal untuk istirahat sejenak. Aku diminta duduk di kursi. Dosenku juga meraba denyut nadi yang ada di tanganku tapi nadiku bahkan tidak teraba.
Kebetulan ruang kepala bangsal bersebrangan dengan  nurse station~yang disana sedang berkumpul para residen dan koas. Melihat dosenku yang sedang kebingungan dengan kondisiku, salah satu dokter residen datang dan memberi pertolongan. Seketika itu juga aku sudah benar-benar tidak kuat dengan tubuh ini. Dan aku... drop. Untung sekali dengan sigap perawat segera menyediakan bed lalu aku ditidurkan dan dilakukan tindakan. Samar-samar terdengar keriuhan antara perawat dan residen dan aku sudah mulai merem...
"Dinda tadi pagi sudah sarapan?" dosenku, perawat, residen, bahkan teman-teman kelompokku menanyakan itu. Kujawab saja apa adanya, "Sudah". Tapi mereka tetap saja menanyakan hal yang sama. Hmmm... aku benar-benar sudah makan tadi pagi dengan porsi seperti biasa aku makan. Aku sedikit sedih ketika terdengar ada residen laki-laki/dokter spesialis yang bilang "Bohong itu, dia (aku) pasti belum sarapan"...
Dosenku segera memberikan minuman hangat manis padaku. Perawat pun segera memasang iv line infus dan selang oksigen. Awalnya infus dipasang ditangan kiriku tapi karena pembuluh darahku terlalu kecil, pecah. Aku hanya bisa meringis menahan nyeri panas yang luar biasa. Perawat langsung berganti ke tangan kananku. Alhamdulillah infus terpasang. Sedangkan mbak-mbak profesi (mahasiswa keperawatan yang sedang praktik klinis) mencoba mengukur tekanan darahku. Ketika dicoba di tangan nadiku tidak teraba. Akhirnya pengukuran tekanan darahku dilakukan di kaki. Selanjutnya, residen mengukur gula darahku dan memasang alat-entah apa namanya di jari telunjukku. Sedangkan teman-temanku ada yang memegangi kakiku yang katanya pucat dan dingin, ada juga yang mengemasi barang-barangku. Samar-samar terdengar perawat bilang tekanan darahku 90/60 dan gula darahku 70. Itu artinya aku sekarang sedang mengalami hipotensi (tensi rendah) dan hipoglikemi (gula darah rendah).
Fyi, semua tindakan tadi dilakukan di lorong bangsal. Bukan di dalam ruangan. Akhirnya perawat dan residen memutuskan untuk membawaku masuk ke ruang kepala bangsal. Untuk mengecek keadaanku, mbak-mbak profesi dan residen memasangkan alat EKG. Dengan menutup ruangan, mereka mulai membuka bajuku dan mulai memasang kabel-kabel itu. Beberapa saat kemudian terdengar bunyi EKG yang mulai bekerja. Suaranya hampir sama dengan yang ada di sinetron2 XD... karena kondisiku harus selalu dipantau dan karena ruangan ini ruang bangsal jadi tidak akan ada yang bisa terus memantau, akhirnya kepala bangsal menyuruh untuk memindahkanku ke IGD.
Didoronglah aku ke IGD daru lantai 3 Gedung Rawat Inap 1 ke lantai 1 IGD depan oleh dosen, mbak-mbak profesi dan teman-temanku. Jujur aku berdoa banget supaya nggak dibawa ke lGD karna nanti pasti proses administrasinya yang sangat-sangat ribet (menurutku). Sesampainya di lGD, dokter menyarankan untuk hanya dilakukan pemantauan sekali. Alhamdulillah kondisiku sudah mulai pulih dengan tekanan darah 108/70 dan Gula darah 108 (kalau nggak salah loh ya)... Akhirnya semua alat tadi dilepas dan aku segera berterima kasih kepada siapapun yang tadi sudah membantu. Setelah dari IGD aku pun makan siang dulu dan segera pulang dengan go-c*r, karena takut jika nanti di jalan terjadi hal seperti ini lagi.
Dari kejadian tadi, banyak sekali hikmah yang aku dapat...
Satu, persiapkan diri untuk memulai aktivitas apapun. Persiapan di sini dalam arti energi dan kesiapan tubuhmu. Kadang kita terlalu fokus mempersiapkan ini itu sampai lupa dengan kondisi tubuh sendiri. Pagi jangan lupa sarapan, siang jangan lupa makan dan sore juga... Porsi makan juga jangan lupa diperhatikan... Dan bagi yang punya aktivitas padet jangan lupa minum susu. Okey, ini juga sebagai reminder buat aku yang jarang minum susu. Kalau multivitamin? Emmm sebenernya tubuh kita nggak banyak butuh vitamin. Jadi mending vitaminnya alami aja dari sayur/buah yang kita konsumsi....
Dua, jangan lupa untuk rutin olah raga... Okey, kenapa demikian? Karena olahraga berpengaruh terhadap tubuh kita. Nah terutama juga bagi pembuluh darah kita. Jadi tadi pembuluh darah venaku kecil karena memang jarang olahraga. Tadi residennya bilang sih..
Tiga, aku jadi bisa merasakan rasanya jadi pasien XD... selama ini aku belum pernah dirawat di RSUP dr. Sardjito, belum perah diinfus, dipasang oksigen dan dipasang EKG. Apalagi dirawat oleh mbak-mbak profesi, dosen, perawat dan residen UGM XD Jadi peristiwa tadi menjadi first time buatku. Dan dari situ, aku bisa belajar cara melakukan tindakan dengan baik.
Empat, aku semakin bersyukur dengan keadaanku saat ini. Dengan kesempatan yang telah diberikan oleh-Nya. Aku bersyukur kondisiku tidak memburuk, aku bersyukur kuliah di PSIK.. dan aku bersyukur punya teman, dosen, dan kating yang begitu responsif. Aku belajar banyak dari mereka.
Dan terakhir, aku belajar untuk menjaga perkataan dan memperlakukan pasien dengan baik. Alhamdulillah aku segera ditangani dengan baik. Tapi satu hal yang nggak akan aku  lupakan ketika tadi seorang residen/dokter spesialis dengan sok tahunya bilang, "Bohong itu, dia (aku) pasti belum sarapan"-Hmmm tahu dari mana Anda? Sakit rasanya mendengar itu. Beruntung tadi aku tidak memakai kacamata jadi tidak melihat wajah beliau dengan jelas.
Ya begitulah peristiwa yang aku alami hari ini tadi... Satu hari yang begitu panjang. semoga bermanfaat ^^
Adinda S

Comments

Popular posts from this blog

All about donor darah

Being A Nursing Student

The meaning of being adult