Bersama Hujan

Malam ini aku sendiri terduduk di serambi masjid kampusku. Menunggu hujan yang sejak ashar tadi entah kapan mereda. Sedikit kesal dengan diri ini yang lupa membawa payung. Padahal payungku kering tanpa setetes air pun di dalam jok motor. Hmmm selalu saja... "pas kita bawa payung, nggak hujan... eh pas nggak bawa payung, malah hujan"
Sebenarnya aku ingin berlari menerjang hujan, tapi aku ingat bahwa ada barang mahal di dalam tasku ini yang tidak tahan dengan air. Sekali barang itu rusak, tamat sudah semua peranku.
Setidaknya hujan menjadi pertanda bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk "kembali" mengintrospeksi diri sendiri.
Ah ya... akhir-akhir ini entah kenapa aku sering sekali lupa. Lupa akan hal-hal kecil yang kalau lupa besar juga dampaknya. Aku lupa menaruh barang, aku lupa membawa barang, aku lupa akan mematikan alat dan Ya Allah... aku banyak lupa... Aku sendiri jujur belum mempelajari fisiologi perjalanan lupa. Yang jelas,  lupa-lupa ini cukup mengusik kehidupanku.
"Mbak Tyas, hal-hal kecil seperti itu sebenarnya adalah teguran dari Yang Maha Kuasa. Kamu sering menyepelekan hal-hal kecil... misalnya ketika disuruh Ibu mengerjakan sesuatu, kamu menunda-nunda... akhirnya tidak dilaksanakan"  Nasehat ini adalah dari seorang guruku...
"Mbok banyak-banyak istighfar, Din" Nasihat teman-temanku...
Astaghfirullahaladzim... Aku tersadar... Semakin padat kegiatanku, semakin pula aku jauh dari-Nya. Aku merasa jika aku bisa menghandle segalanya, padahal TIDAK. Justru Allah SWT-lah yang mengizinkanku sampai sejauh ini. Maafkan aku Ya Rabb... Dengan lupa ini, aku tersadar bahwa aku manusia, makhluk yang tidak sempurna. Terima kasih engkau turunkan hujan untuk menemaniku mengintrospeksi diri ini...

Comments

Popular posts from this blog

All about donor darah

Being A Nursing Student

The meaning of being adult